Tao bukan agama. Tao bukan keyakinan. Tao bukan falsafah. Bahkan jika ada yang bilang Tao itu tepatnya apa, maka itu pasti salah.
Akan tetapi Tao Te Ching sebagai suatu naskah yang merupakan naskah kuno, berisikan falsafah hidup, teori pemerintahan dan teknik kultivasi Qi (Bioenergi). Teknik kultivasi Qi ini mengarah pada 2 kemungkinan, yakni memperpanjang usia, atau menjadi dewa (hidup dalam wujud energi, tanpa tubuh fisik)
Penting diketahui bahwa 81 bagian naskah yang disebut sebagai Tao Te Ching, dapat dipastikan bukanlah naskah utuh dan ada bagian-bagian yang hilang, serta urutan aslinya juga dapat dipastikan tidaklah sebagaimana yang dikenal sekarang. Akan tetapi, bagian-bagian yang masih ada, sudah cukup untuk memberikan pemahaman dan yang sangat bermanfaat bagi yang membaca, merenungkan dan mempraktekkannya.
Pertama kalinya saya membaca Tao Te Ching adalah waktu saya masih di SMP. Waktu itu saya merasa buku ini aneh dan banyak sekali isinya yang enggak jelas apa maksudnya. Beberapa tahun kemudian saya mulai memahami sebagian besar isinya, sehingga saya memutuskan untuk membuat terjemahannya. Tujuan saya adalah agar orang-orang yang hanya bisa berbahasa Indonesia, bisa membacanya.
Sekarang, setelah bertahun-tahun kemudian, pemahaman saya bahkan telah melampaui apa yang berusaha disampaikan oleh penulis Tao Te Ching. Akan tetapi saya sadar bahwa untuk mencapai suatu pemahaman yang menyeluruh, setiap orang harus belajar dari awal, tidak bisa serta merta meloncat sampai ke akhir. Berdasarkan inilah, saya memutuskan untuk membuat revisi terjemahan ini. Dalam revisi terjemahan ini, saya memperbaiki beberapa terjemahan saya sebelumnya yang kurang akurat, dan juga menambahkan penjelasan-penjelasan untuk setiap bagian yang saya rasa perlu penjelasan tambahan. Saya berharap dengan adanya tambahan penjelasan-penjelasan tersebut, semakin banyak orang yang bisa memahami inti dari Tao. Semakin banyak yang paham, maka kehidupan manusia akan semakin kembali kepada inti yang bermanfaat saja.
Tao yang dapat dipahami bukanlah Tao yang abadi dan tak terubah. Nama yang dapat dinamakan bukanlah nama yang abadi dan tak terubah.
Tidak memiliki nama, ialah asal dari langit dan bumi; memiliki nama, ialah Ibu dari segala benda.
Tanpa nafsulah kita harus mencari, jika misteri terdalam yang ingin kita bunyikan. Tetapi jika nafsu selalu dalam diri kita, maka bingkai luar lah semua yang akan kita lihat.
Dibawah kedua aspek ini, sebenarnya ia adalah sama; tetapi seiring dengan terjadinya perkembangan, ia menerima nama-nama yang berbeda. Bersama-sama, kita menyebut mereka sebagai Misteri. Yang mana Misteri adalah yang terdalam dari gerbang dari segala yang terpendam dan mengagumkan.
Penjelasan penerjemah:Jika sesuatu itu masih bisa dipahami, bisa diberi nama, maka bukan itu yang sebenarnya dimaksud. Hanya ketika segala keinginan sudah diabaikan, baru bisa mengerti yang dimaksud.
Ingin baca selengkapnya? Tambahkan ebook ini ke daftar pustaka digital anda, dengan prosedur berikut:
Setelah transfer (harap angkanya sesuai dengan yang anda baca diatas), konfirmasikan ke Penulis, Irwan Effendi, via WhatsApp . Setelah kami verifikasi, anda akan menerima balasan berupa file ebook tersebut.
Lahir di Padang, 28 Desember 1973. Pernah kuliah jurusan Electronic Electrical Engineering di Sacramento, California, USA. dan saat ini sedang kuliah secara daring jurusan Health Science di University of The People
Berwiraswasta sebagai Konsultan I.T. freelance sejak tahun 1997.