Dapatkan update dari kami di newsfeed anda


Ebook: Perjalanan Waktu Untuk Pemula

Apakah anda pernah berharap untuk dapat kembali ke masa lalu dan mengubah sesuatu yang pernah terjadi?

Atau mungkin melihat apa yang akan terjadi di masa depan, sehingga anda dapat menentukan sikap dan tindakan anda hari ini?

Dapatkan pengertian yang mendasar tentang apa itu sebenarnya waktu dan bagaimana manusia bisa mempengaruhinya, dengan membaca dan mempraktekkan isi buku ini

Perjalanan Waktu Untuk Pemula

Kata Pengantar

Ini bukanlah buku fiksi. Teknik-teknik yang dijelaskan di buku ini ditujukan untuk pemula, yang artinya kebanyakan orang akan mampu melakukannya asal bersedia mengalokasikan cukup waktu dan tenaga, serta mencobanya dengan serius. Teknik-teknik untuk yang sudah berpengalaman juga akan dibahas secara garis besar, akan tetapi tidak diarahkan untuk dilakukan karena faktor resiko.

Jika anda selama ini mengetahui tentang perjalanan waktu dari film atau fiksi ilmiah, sebaiknya pengetahuan itu disimpan dulu di gudang agar bisa sepenuhnya memahami apa yang akan saya sampaikan dalam buku ini.

Penting diingat bahwa walau ada teknik yang dijelaskan di buku ini yang dapat digunakan untuk mempengaruhi kehidupan orang lain tanpa diketahui olehnya, secara etika anda seharusnya menyerahkan pilihan pada orang tersebut, apakah dia setuju itu dilakukan atau tidak.


Jakarta, Mei 2019


Irwan Effendi
The Human Programmer DAFTAR ISI
  1. KATA PENGANTAR
  2. WAKTU
  3. RUANG
  4. ALAM SEMESTA
  5. PLANAR
  6. DATABASE
  7. MENGAKSES DAN MENGUBAH DATA PRIBADI
  8. MENGAKSES DAN MENGUBAH DATA ORANG LAIN
  9. MEMBUAT SIMULASI MASA DEPAN
  10. MASA LALU DAN MASA DEPAN ALAM SEMESTA
  11. PENUTUP

WAKTU

Bicara perjalanan waktu, sudah tentu harus jelas dulu, sebenarnya apa yang dimaksud sebagai “waktu”. Mayoritas manusia, baik ilmuwan maupun awam, menganggap waktu sebagai salah satu dimensi, sama seperti panjang, lebar, tinggi dan massa. Sebagai akibatnya, para ilmuwan menyepakati bahwa 1 detik didefinisikan sebagai durasi selama 9.192.631.770 kali periode radiasi yang berkaitan dengan transisi dari dua tingkat hyperfine dalam keadaan ground state dari atom cesium-133 pada suhu nol kelvin. Artinya pengukuran terhadap waktu tergantung dari kondisi suatu objek, sehingga jika kondisi objek itu berubah, waktu dianggap berubah.

Berdasarkan anggapan diatas, teori perjalanan waktu secara fisika selama ini terutama didasarkan pada teori relativitas, yang mengatakan bahwa objek yang bergerak pada kecepatan lebih tinggi relatif terhadap suatu pusat gravitasi, akan mengalami dilasi waktu yang menyebabkan ia mengalami waktu lebih lambat daripada pusat gravitasi tersebut. Teori ini lantas mereka buktikan dengan membawa jam atom dalam pesawat jet dan menerbangkan pesawat itu pada kecepatan tinggi. Setelah mendapatkan bahwa jam atom di pesawat menunjukkan waktu yang lebih lambat dibandingkan jam atom jenis sama di bumi, mereka menganggap teori itu sudah terbukti benar. Padahal, teori itu salah karena dibuat berdasarkan anggapan yang salah.

Mengapa teori itu salah? Karena waktu bukanlah suatu dimensi. Waktu adalah konsep yang diciptakan manusia untuk menakar perubahan. Seseorang yang sedang duduk menunggu akan merasakan seakan waktu berjalan sangat cepat, sehingga ia bisa merasa seakan sudah menunggu selama satu jam, walau pada kenyataannya jam di tangannya menunjukkan bahwa dia baru duduk selama 20 menit. Sebaliknya seorang yang sedang bekerja secepat mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah mendekati tenggat waktu akan merasakan seakan waktu berjalan sangat perlahan. Ia mungkin merasa baru 1 jam berlalu sejak dia terakhir melihat jamnya , sedangkan kenyataannya jamnya menunjukkan bahwa sudah 2 jam lebih berlalu. Perbedaan perasaan waktu yang dialami oleh kedua orang tersebut tidak ada bedanya dengan perbedaan perasaan waktu yang dialami oleh jam atom yang dibawa terbang dalam pesawat jet. Yang berbeda hanya pengalaman individu, sedangkan waktu yang benar-benar berlalu secara universal, tetap sama.

Memang, sepintas tampaknya mengatakan bahwa jam atom mengalami dilasi waktu dan mengatakan bahwa jam atom hanya mengalami perasaan waktu yang berbeda, tampak sama saja. Tetapi perbedaan signifikan dari kedua hal ini adalah bahwa jika jam atom dianggap benar-benar mengalami waktu yang berbeda, itu artinya dengan kecepatan yang cukup, jam tersebut akan mengalami kondisi dimana waktu akan berhenti. Jika kecepatan ditambah lagi, maka jam tersebut akan mengalami kondisi dimana waktu akan berjalan mundur dan jam itu akan kembali ke masa lalu. Jika jam atom dianggap hanya mengalami perasaan waktu yang berbeda, maka artinya dengan kecepatan yang cukup, jam itu akan berhenti berdetak, tetapi waktu tidak akan terpengaruh. Ini artinya tidak peduli berapapun tingginya kecepatan, waktu akan tetap berjalan normal dan tidak mungkin kembali ke masa lalu dengan mengandalkan kecepatan.

Jika penjelasan diatas membingungkan anda, maka analogi berikut akan membuatnya menjadi lebih jelas. Anggaplah anda memiliki sebuah permainan komputer, yang temanya adalah simulasi tata surya kita. Matahari dan seluruh planet yang berada di dalam simulasi tersebut akan mengalami waktu yang sama, karena berada dalam satu program yang sama. Kemudian anda menambahkan sebuah pesawat ruang angkasa yang mampu bergerak sangat cepat ke simulasi tersebut. Dari sudut pandang pesawat tersebut, ketika ia sedang bergerak dengan kecepatan maksimal, ia akan melihat bahwa planet-planet seakan tidak bergerak jika dibanding dengan kecepatannya sendiri, jadi ia merasa seakan-akan waktu berjalan dengan sangat lambatnya. Akan tetapi realitanya, waktu yang benar-benar dialaminya adalah tetap sama, yakni sesuai dengan program simulasi tersebut. Berapapun cepatnya pesawat itu bergerak, tidak akan mengubah waktu pada program simulasi, jadi tidak akan terjadi perjalanan ke masa lalu dalam program tersebut.

Ingin tahu selengkapnya? Tambahkan ebook ini ke daftar pustaka digital anda, dengan prosedur berikut:


Membeli via playstore


atau

Mentransfer uang senilai

Rp.150.000,-

ke salah satu rekening dibawah ini:
  • BCA 4411152451
  • BRI 321701016592536
  • BNI 0603650422
  • Danamon 003642661841
  • Jenius (BTPN) 90011153847
  • Mandiri 0060010001950
  • Gopay 08129592695
  • Ovo 08129592695
  • Dana 08129592695
  • Paypal hero_tsai@mainsyscon.net
Semua rekening atas nama Irwan Effendi

Setelah transfer (harap angkanya sesuai dengan yang anda baca diatas), konfirmasikan ke Penulis, Irwan Effendi, via WhatsApp . Setelah kami verifikasi, anda akan menerima balasan berupa file ebook tersebut.

TENTANG PENULIS

Lahir di Padang, 28 Desember 1973. Pernah kuliah jurusan Electronic Electrical Engineering di Sacramento, California, USA. dan saat ini sedang kuliah secara daring jurusan Health Science di University of The People

Berwiraswasta sebagai Konsultan I.T. freelance sejak tahun 1997.
Serius memasuki bidang Bioenergi sejak tahun 2007 sebagai bidang LitBang di yayasan Waskita Reiki
Menjadi pelatih Clairvoyance sejak tahun 2010
Menjadi pelatih pembangkitan Kundalini sejak tahun 2011
Menjadi Ka.Bid. LitBang Asosiasi Reiki Seluruh Indonesia sejak tahun 2011
Membuka praktek terapi dan melatih spesialisasi Chiropractic / Orthopedic berbasis Bioenergi sejak tahun 2014
Merintis usaha di bidang Bioenergi sejak tahun 2016 dengan nama Bioenergy Solution Center ( https://bioscent.biz/id ).
Dijuluki “The Human Programmer” karena berbagai penemuannya tentang cara memprogram ulang software manusia.
Hingga saat riwayat singkat ini ditulis, masih menjadi satu-satunya manusia yang telah berhasil menyelesaikan evolusi Kundalini sampai fase 32 dengan usaha sendiri.

Lihat ebook lainnya